Adab Makan di Berbagai Budaya: Apa yang Dianggap Sopan dan Tidak?

 Setiap budaya memiliki cara unik dalam memaknai momen makan bersama. Di satu negara, menyisakan makanan di piring bisa dianggap sopan, sementara di tempat lain hal itu justru bisa menyinggung tuan rumah. Dari cara duduk hingga penggunaan tangan atau alat makan, adab makan adalah bagian penting dari identitas budaya yang sering kali tidak tertulis namun dijunjung tinggi.


1. Jepang: Sunyi, Rapi, dan Penuh Penghargaan

Beberapa orang duduk di meja restoran Jepang dengan berbagai set makanan seperti sushi dan tempura, menggunakan sumpit dengan tertib.

Di Jepang, adab makan menekankan kesopanan dan rasa hormat. Mengucapkan “Itadakimasu” sebelum makan dan “Gochisousama deshita” setelah makan adalah bentuk penghargaan kepada orang yang memasak maupun kepada makanan itu sendiri. Mengangkat mangkuk nasi dekat ke mulut dianggap wajar, tetapi menancapkan sumpit secara tegak lurus di atas nasi adalah simbol pemakaman dan sangat tabu di meja makan.


2. Timur Tengah: Makan dengan Tangan Kanan dan Kebersamaan

Seorang ibu mengenakan hijab sedang makan bersama anaknya di meja makan dengan berbagai hidangan khas Timur Tengah.

Di banyak negara Timur Tengah, makan dengan tangan kanan adalah norma. Tangan kiri dianggap tidak bersih, sehingga penggunaannya di meja makan bisa dianggap tidak sopan. Sajian biasanya disajikan dalam piring besar untuk dimakan bersama-sama, memperkuat nilai kebersamaan dan kekeluargaan.


3. Tiongkok: Jangan Balik Ikan!

Ilustrasi keluarga Tiongkok sedang menyantap ikan kukus tanpa membaliknya, simbol menghormati adat setempat.

Di Tiongkok, etika makan di meja bundar sangat diperhatikan. Tidak hanya sopan santun saat mengambil makanan, tetapi juga simbolisme dalam tindakan tertentu. Misalnya, membalik ikan (khususnya di daerah pesisir) dianggap sebagai pertanda buruk karena berkaitan dengan kapal yang terbalik. Jadi, saat daging sisi bawah ikan akan diambil, biasanya hanya tulangnya yang diangkat tanpa membaliknya.


4. Etiopia: Suapan Tangan sebagai Tanda Kasih

Tangan seorang pria mengambil makanan dari piring besar berisi injera dan lauk khas Etiopia dengan tangan kanan.

Di Etiopia, tradisi gursha—menyuapi orang lain dengan tangan—merupakan bentuk kasih sayang dan penghormatan, terutama antara keluarga atau sahabat dekat. Makanan seperti injera disantap secara kolektif dari satu piring besar, menunjukkan kedekatan dan kepercayaan dalam budaya mereka.


Baca Juga: Jejak Budaya dalam Sepiring Nasi: Kisah di Balik Hidangan Tradisional Dunia


5. Prancis: Formalitas dan Keanggunan di Meja

Sekelompok orang dewasa duduk di luar ruangan menikmati makan malam bersama dengan suasana lampu hias yang hangat.

Adab makan di Prancis cenderung lebih formal. Duduk tegak, menggunakan alat makan dengan benar, dan tidak memulai makan sebelum semua orang siap adalah hal yang dijunjung tinggi. Membicarakan topik ringan selama makan dan tidak terburu-buru menunjukkan penghargaan terhadap pengalaman makan itu sendiri.


Menghormati Meja Makan, Menghormati Budaya

Adab makan tidak hanya soal sopan santun, tetapi juga jendela untuk memahami nilai-nilai suatu masyarakat. Dalam dunia yang semakin global, mengenal dan menghormati tata cara makan di budaya lain adalah bentuk kecil namun penting dari toleransi dan saling menghargai. Karena pada akhirnya, makan bukan hanya tentang mengisi perut—tapi juga tentang membangun hubungan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.